Cara penulisan angka dan lambang yang benar akan ikut menentukan proses penulisan artikel yang bagus. Penulisan angka dan lambang yang benar, bukan sekedar memperjelas makna yang ingin disampaikan oleh artikel tersebut. Tapi juga menunjukkan profesionalisme penulis dalam menyajikan sebuah informasi.
Ragam artikel ada beberapa, seperti artikel ilmiah, artikel populer, artikel jurnalistik dan lainnya. Dalam artikel ilmiah banyak menggunakan angka dan lambang. Sebagai penulis artikel yang bagus, sudah selayaknya anda menyimak cara penggunaan angka dan lambang berikut:
- Angka digunakan sebagai lambang bilangan atau penomoran, baik dalam angka Arab (0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya) maupun angka Romawi (I, II, III, IV, V, dan seterusnya)
- Angka juga dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, luas, berat, isi dan waktu, kuantitas dan nilai uang. Contohnya: 1 meter, 5 kilogram, 10 hekter, 10 kubik, pukul 05.00, 15 kali dan Rp 100.000
- Angka juga biasa dipakai untuk nomor rumah, jalan dan kamar hotel. Misalnya Rumah no 5, kamar nomor 503 dan seterusnya.
- Angka juga dipakai untuk menomori majalah atau buku dan ayat suci. Misalnya: halaman 11 dan Surat Al Baqarah 5
Itu tadi lima poin soal penulisan angka dalam artikel. Berikutnya, cara penulisan lambang bilangan dalam artikel. Penulisan lambang bilangan dengan huruf bisa untuk bilangan utuh dan pecahan. Contohnya:
Bilangan utuh
- 1 (satu)
- 3 (tiga)
- 12 (dua belas)
- 131 (seratus tiga puluh satu)
Bilangan pecahan
- ¼ (seperempat)
- ½ (setengah)
- ¾ (tiga perempat)
- 3 ½ (tiga setengah)
Penulisan bilangan tingkat. Contohnya:
- Hamengkubuwono X
- Awal abad XXI
- Cicilan ke-17
Lambang bilangan yang mendapat akhiran –an, berikut cara penulisannya dalam artikel:
- Tahun ’50-an
- Uang 10.000-an
- Empat uang 500-an
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf. Kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai beruntun.
- Dalam penulisan artikel, 3 ditulis dengan “tiga” (satu kata)
- Adik membeli dua ratus ekor benih lele.
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat ditulis dengan satu atau dua kata tidak terdapat di awal kalimat.
- Lima rumah hanyut terbawa banjir.
- Banjir menggenangi 5.100 rumah.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Semoga tulisan di atas berguna untuk kita semua. Terima Kasih
Sumber : penulisartikelbagus.com & Pelajaran Bahasa Indonesia
